Cirebon - Koran Pemuda, (04/01/2021)
Sunan Gunung Jati telah menikahi seorang putri Pecinan, Putri Ong Tien Nio. Saat ini, keduanya dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati dan dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Banyak sekali peneliti-peneliti Barat menceritakan persoalan kebudayaan etnis Pecinan Indonesia, khususnya Cirebon. Sebut saja Hoadly, Douglass, Russel Jones, Franken and de Grijs, Lombard-Salman, HJ de Graaf dan Ezerman.
Sekitar 10 kilometer dari pusat Cirebon Kota, tepatnya Jalan Raya Cirebon-Bandung, di tepian sungai Jamblang, mungkin orang yang melalui jalur itu tidak akan pernah menyangka, di masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati, perekonomian Kesultanan Cirebon mengalami zaman keemasan. Khususnya, sektor perdagangan dan pertanian. Lebih kurang pada abad ke-14 hingga abad ke-18, jalur perekonomian melalui sungai sangatlah padat. Situasi perekonomian dan politik di masa itu, cukup kondusif dan berdampak positif bagi masyarakat Pecinan untuk memasuki wilayah-wilayah baru di pedalaman Cirebon. Bukti yang cukup mewakili keberadaan pemukiman Pecinan kuno adalah bangunan Klenteng Hok Tek Ceng Sin atau dikenal dengan sebutan Klenteng Jamblang atau Vihara Dharma Rakhita. Dalam perjalanannya, pemukiman Pecinan ini berkembang pesat dengan aktivitas perdagangan di tepian sungai Jamblang.
Tak terlepas dari salah satu Masjid bersejarah di Cirebon yakni Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Sejarawan Opan menuturkan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dibangun beberapa waktu setelah Putri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati tiba. Kedatangan Putri Ong Tien dikawal oleh ribuan pengawal dari kerajaan di Tiongkok. Namun, tak semua pengawal Putri Ong Tien yang ikut ke Cirebon beragama Islam. Di tengah proses pembangunan masjid tersebut, salah seorang pengawal Putri Ong Tien bernama Njo Kie Tjit memintakan izin kepada Sunan Gunung Jati Cirebon.
"Sunan Gunung Jati dengan senang hati mengizinkan untuk pengawal Putri Ong Tien yang nonmuslim membangun klenteng di Jamblang, bahkan memberikan salah satu pilar kayu dari perencanaan pembangunan masjid untuk membangun klenteng dalam waktu bersamaan," kata dia.
Para pengawal Putri Ong Tien pun senang mendapat izin membangun klenteng langsung dari Sunan Gunungjati. Mereka dengan semangat membawa tiang tersebut ke kawasan Jamblang.
Perjalanan menuju pembangunan Klenteng Jamblang tidak mudah dan penuh rintangan. Saat itu, para pengawal harus melewati hutan dan menyeberangi sungai, termasuk di daerah Jamblang.
"Njo Kie Tjit sendiri salah satu pengawal putri yang beragama muslim yang memintakan izin ke Sunan Gunung Jati. Beliau meninggal saat menyeberangi Sungai Jamblang kepeleset dan kejatuhan kayu hingga tergeletak di sungai waktu itu belum ada Jembatan Deandles ya," kata dia.
Pemukiman Pecinan tersebut kini telah menjadi destinasi wisata Gedoeng Toea Djamblang, yang diresmikan Sultan Sepuh XIV dan Plt Bupati Cirebon pada 27 Juni 2019 lalu.
(Bel)